Tempe, Superfood dari Indonesia

Tempe, Superfood dari Indonesia

Dulu, tempe identik sebagai makanan rakyat jelata, masyarakat miskin yang hidup berkekurangan. Kini? Masaklovers justru harus berbangga menjadi ‘Bangsa Tempe’ karena sekarang tempe begitu terkenal di dunia dan demi bisa memproduksi tempe sendiri, banyak negara yang membangun industri tempe. Bagaimana sejarah tempe dan kenapa kini tempe diidolakan banyak negara?

  • Tempe adalah makanan tradisional, asli Indonesia. Pembuktiannya dapat dilihat salah satunya di manuskrip kuno, Serat Centhini. Dalam karya sastra Jawa ini ditemukan bahwa masyarakat Jawa pada abad ke-16 telah mengenal tempe. Kata tempe disebutkan sebagai hidangan bernama jae santen tempe (sejenis masakan tempe dengan santan) dan kadhele tempe srundengan.
  • Kepadatan penduduk yang semakin tinggi, khususnya di Jawa, dan kian meluasnya perkebunan kolonial telah membuat hutan semakin sempit dan aktivitas berburu menjadi berkurang. Akibatnya menu masyarakat pun berubah menjadi menu minim daging. Sistem tanam paksa membuat bahan makanan alternatif, seperti tempe, menjadi sangat vital sebagai penyelamat kesehatan penduduk miskin di masa itu.
  • Dalam sejumlah penelitian yang diterbitkan antara 1940-an hingga 1960-an, ditulis bahwa konsumsi tempe membuat banyak tahanan Perang Dunia II, pada zaman pendudukan Jepang di Indonesia, selamat dari wabah disentri dan busung lapar.
  • Indonesia adalah negara produsen tempe terbesar di dunia, sekaligus sebagai pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai Indonesia dijadikan untuk memproduksi tempe, 40% tahu, dan 10% dalam bentuk produk lain (seperti tauco, kecap, dan lain-lain).
  • Tempe merupakan produk fermentasi yang menggunakan bantuan mikroorganisme jenis kapang utama (dikenal juga dengan ragi tempe), yaitu Rhozipus oligosporus. Serabut halus (disebut miselia) berwarna putih yang menutupi permukaan tempe merupakan tanda pertumbuhan kapang, berfungsi sebagai perekat biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat.
  • Proses fermentasi juga menghasilkan aroma dan rasa tempe yang khas dan menghilangkan aroma langu kacang kedelai. Selama fermentasi, kapang akan memecah nutrisi dalam kacang kedelai sehingga jadi lebih mudah dicerna.
  • Penelitian terhadap nilai gizi tempe terus dilakukan dan dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa selain mengandung protein, tempe - si superfood - juga memiliki nutrisi lain yang berguna bagi tubuh, yakni: asam lemak, vitamin, mineral, serat, dan antioksidan.
  • Jenis vitamin yang terkandung dalam tempe antara lain vitamin B1, B2, asam pantotenat, asam nikotinat, vitamin B6, dan B12.
  • Di dalam tempe juga ditemukan suatu zat antioksidan dalam bentuk isoflavon yang sangat dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan radikal bebas. Menurut penelitian, isoflavon dalam tempe juga dapat membantu tubuh menurunkan kadar kolesterol.
  • Kandungan kalsium dan fosfor dalam tempe berperan untuk menyehatkan tulang dan gigi, serta mengurangi risiko osteoporosis.
Masak Apa Ya?

Halo, Masak Lovers! Masak apa ya hari ini? Agar tidak bingung pilih menu untuk suami atau si kecil, temukan resep masakannya di sini dan berikan kejutan lezat di setiap harinya.